Cerpen

SURPRISE!!

Karya : Alisabela Dhiya Rachmah




Hari ini is the WORST day I ever had! ! Pokoknya hari ini nyebeeeeliiiiinnnnn banget. Tadi pagi aku telat, dan gara-gara itu aku dihukum sama guru buat bersihin kamar mandi, terus aku nabrak orang dan minuman yang dibawa orang itu tumpah ke seragam aku, parahnya nodanya ga bisa hilang!! Ga segitu aja penderitaanku, pulangnya aku HAMPIR di tabrak sama becak dan tukang becaknya bukan minta maaf tapi malah marahin aku! Terus waktu aku ngerjain tugas TIK, listrik di rumah  aku MATI dan tugas  aku itu belum disimpan! Kurang nyebelin apa coba? Coba kalian bayangkan!!

Hmm.. tapi ada satu hal yang bikin aku senang. Hari ini aku ketemu cowok ganteng di sekolah ku!! Cowok itu pindahan dari Jakarta dan cowok itu sekelas sama aku! Namanya Rizki. Orangnya baik, pinter, dan pastinya ganteng. Pokoknya selera aku deh.

Oh iya, aku belum meperkenalkan diriku. Aku Riska (cocok kan namanya sama Rizki??). Aku sekolah di SMP Angkasa. Kelas aku di IX-H. Aku lahir tanggal 9 Oktober 1997 di Bandung, yang berarti sekarang umur aku 13 tahun. Aku sih orang yang biasa-biasa saja seperti yang lain, punya mata, hidung, mulut, telinga, dll. Ini ceritaku apa ceritamu? (loh?).

*****


“Riskaaaa..”  Sapa Clara.
“Claraaaa... long time no see!!” Balas ku.
Long time apaan.. baru aja kemaren ketemu.” Kata Clara.
“Hehehe ke kantin yuk?” Ajak ku.
“Ayo” Kata Clara.
Aku dan Clara pun langsung pergi ke kantin, di perjalanan menuju ke kantin, kita ngebicarain tentang cowok yang baru pindah kemarin alias Rizki.

“Ra, kamu tau kan ada cowok baru di kelasku?” Tanya ku.
“Tau lah.. secara gue kan up to date” Jawab Clara.
“Dia ganteng banget! Pinter lagi.. pokoknya tipe gue deh” Komentar ku.
“Ah masa?” Goda Clara sambil tertawa.
Huh! Clara tau saja cara membuat pipiku menjadi merah  seperti tomat. Jadi malu kan dilihat sama orang.
“Tuh ada orangnya!” Kata Clara sambil menunjuk Rizki.
“Ihh.. apaan sih” Jawab ku salah tingkah.
Clara pun tertawa melihat tingkah ku itu. Ketawanya kencang lagi, orang-orang jadi pada ngeliatin kita. Pipi ku makin merah saja. Clara.. Clara ada-ada saja. Dia adalah sahabat ku dari SD. Kita sering jalan bareng, cerita-cerita, dan masih banyak kegiatan lain yang kita lakukan berdua. Clara ga sekelas sama aku, dia di kelas IX-F. Dia termasuk orang yang populer di sekolah. Dia itu cantik, pintar, bentuk tubuhnya ideal, dan dia sangat di sukai banyak cowok di sekolah. Sedangkan aku biasa-biasa saja, tidak seperti dia.

Setelah dari kantin, kita pergi ke kelas ku. Alasannya ya apalagi selain mau melihat Rizki. Kita pun ngobrol-ngobrol sebentar di bangku ku sambil mencuri-curi pandang ke arah Rizki, yang kebetulan duduk di depan bangku ku.

TEEETTT!!!

Bel pun berbunyi. Clara segera pergi ke kelasnya, dengan wajah yang tak rela. Ia masih ingin untuk mengobrol dengan ku. Tapi mau bagaimana lagi, bel sudah memanggilnya untuk kembali ke kelasnya.
“Hai Riska!” Sapa Rizki.
“Ha-hai Rizki! Ada apa?” Balas ku dengan gugup. Mudah-mudahan saja dia tau kalau aku jadi salah tingkah.
“Ga kok, cuma mau nyapa kamu aja” Balas Rizki sambil tersenyum. Ya ampuunn senyumnya manis bangeett. Bikin aku meleleh deh.
“Oh.. hmm.. kamu udah ngerjain tugas Fisika?”
“Udah dong.. eh aku mau nanya” Kata Rizki.
“Mau nanya apa?” Tanya ku.
“Hmm.. yang tadi itu siapa?” Tanya Rizki malu-malu.
“Yang bareng sama aku? Itu Clara, emang kenapa?” Kata ku.
“Oh..ga cuma nanya aja. Makasih ya” Kata Rizki sambil berbalik.
“Iya” Kata ku.
Selama pelajaran, aku hanya memikirkan tentang pertanyaan yang dia tanyakan kepada ku. Mengapa ia menanyakan tentang Clara? Apa ia suka dengan Clara? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu ada di pikiran ku. Ah! Tapi tidak usah dipikirkan, toh Clara tidak suka dengan Rizki. Jadi masih ada kesempatan buat ku.

*****

Sudah berminggu-minggu aku mencoba mendekati Rizki, tapi bukannya ia semakin dekat denganku. Semakin lama, ia semakin jauh dari ku. Kita hanya berbicara bila aku yang memulainya, dan itu juga hanya sebentar. Rizki berubah. Tidak hanya Rizki, Clara pun berubah. Sekarang saat aku cerita tentang Rizki, ia hanya bilang “ga tau”, “oh iya?” padahal dulu ia sangat cerewet kalau menyangkut masalah Rizki. Ia juga jadi susah untuk diajak pergi, ada les lah, ulangan lah, pokoknya banyak banget alasannya. Mereka berdua sekarang berubah. Aku harus menyelidikinya!

Sepulang sekolah, aku mengikuti Clara. Dan ternyata ia pergi ke Mall bersama Rizki!! Mereka seperti orang yang sedang pacaran. Hatiku hancur berkeping-keping, melihat semua itu. Aku langsung pulang, dengan air mata yang bercucuran. Jadi selama ini mereka telah pacaran? Tapi kenapa tidak bilang kepadaku? Apa mereka sengaja agar hatiku hancur? Kejam! Mereka jahat! Keji! Tidak punya perasaan!

Selama di sekolah, aku tidak pernah menyapa Rizki dan Clara. Jika mereka menyapa ku, aku mengacuhkannya.  Aku pun jadi lebih pendiam, sering melamun. Di rumah juga, kerjaan ku hanya berdiam diri di kamar. Makan pun aku malas, sampai-sampai pembantu ku datang untuk membawa kan makanan. Berminggu-minggu aku seperti itu. Orang tua ku khawatir melihat kondisiku yang seperti itu, hingga akhirnya ibuku menelpon Clara. Ia menanyakan apa yang terjadi dengan ku dan ia juga menyuruh Clara agar datang ke rumah ku.

Hari ini Clara akan datang. Kata ibu ku, Clara akan datang bersama seorang cowok. Siapa lagi kalau bukan Rizki. Kenapa sih ibuku harus menyuruh mereka datang? Bikin sebal saja. “Riska.. ini ada temen kamu nih” kata Ibu ku sambil mengetuk pintu kamarku. Aku hanya diam saja, tidak merespon perkataan ibuku. “Ris, ini aku Clara sama Rizki.” Tidak ada jawaban. “Sudah lah kalian masuk saja, ga apa-apa kok.” Terdengar samar-samar perkataan ibu ku ke mereka. “Iya tante” kata mereka berdua. Pintu kamar ku pun terbuka, aku hanya menatap ke jendela. Sama sekali tidak menengok ke arah pintu. “Tante pergi duluan ya” kata Ibu ku. “Iya tante, makasih ya” kata Clara.
“Riska, kamu kenapa?” tanya Clara.
“Iya, kamu kenapa? Dari kemarin murung terus” sambung Rizki. Apaan sih Rizki, sok perhatian banget deh.
“Haha.. kalian itu ya, sok perhatian banget sama aku. Luarnya aja yang baik, tapi dalemnya busuk!” kata ku sinis.
“Hah? Maksud kamu apa Ris?” kata Clara bingung.
“Halah.. ga usah muna deh! Aku tau kok apa yang terjadi sama kalian, ga usah bohong. Dasar busuk!” kata Riska.
“Maksud kamu apa sih Ris? Kami datang ke sini dengan maksud yang baik, bukan buat nyari masalah!” kata Rizki dengan emosi.
“Sabar Riz, sabar” Kata Clara sambil menenangkan Rizki.
“Kalian itu romantis banget ya.” Kata ku dengan sinis.
“Kamu tuh kenapa sih Ris?” kata Clara.
“Harusnya aku yang nanya ke kalian! Kalian itu kenapa? Kenapa ngekhianatin aku? Hah?!?” Bentak ku. Air mataku mulai bercucuran.
“Mak-maksud kamu a...” kata Clara gugup.
“Kalian jadian kan? Udah ngaku aja! Aku ngeliat kalian mesra-mesraan di Mall” Potong ku.
“Kami ga jadian Ris, kamu salah paham.”kata Rizki.
“Iya, kami ga jadian. Biar aku jelasin, kemarin aku cuma nemenin Rizki beli sesuatu doang. Ga ada apa-apa.” Jelas Clara.
“Terus kenapa kalian menjauh dari aku?” Kata ku.
“Kami bukannya menjauh dari kamu, kami cuma sibuk.” Tutur  Rizki.
“Sibuk apa?!? Pacaran?” Kata ku.
“Kami ga bisa bilang.” Kata Rizki.
“Kenapa? Karena emang bener kalian pacaran kan?” kata ku.
“Bukan! Kami itu sibuk karena.... karena kami nyiapin suprise buat kamu!” kata Clara.
“Hah? Suprise?” tanya ku.
“Iya.” Kata Rizki. Lalu, ia berbalik dan sepertinya memberi kode ke seseorang atau ke beberapa orang. Tiba-tiba..
“Happy Birthday Riska!!” Ternyata teman-teman sekelas ku datang ke rumah ku, untuk memberikan surprise. Ya ampun, aku benar-benar lupa kalau hari ini aku ulang tahun. semenjak kejadian itu, aku sudah tidak memikirkan ulang tahun ku. Aku benar-benar terharu, sampai-sampai aku menangis. Dan karenanya teman-teman ku sampai panik. Melihat itu aku langsung tertawa bahagia. Aku sangat senang sekali mempunyai teman seperti mereka.
“Jadi sebenernya yang kemarin itu hanya sandiwara Ris.” Jelas Clara.
“Hah? Jadi kalian yang ngatur semua itu? Ihh nyebeliinn!!” kata ku sambil melempar bantal ke arah Clara dan Rizki.
“Jangan marah lagi ya” kata Clara.
“Iya, iya” kata ku.
Ya ampun, ternyata semua itu hanya sandiwara saja. Hahaha mereka ini ada-ada saja, tapi aku sangat beruntung mempunyai teman seperti mereka ini J. Oh iya,  kalau semua itu hanya sandiwara, aku masih punya kesempatan buat deketin Rizki dong? Asiikkkk hahaha. 

0 komentar:

Posting Komentar